Jumat (29/03/2013) lalu, saya bersama teman-teman dari program studi ilmu komunikasi Universitas mulawarman (unmul) melakukan
kunjungan ke kampung tenun yang berlokasi di samarinda seberang, dalam
kunjungan kali ini kami di dampingi oleh dosen mata kuliah publisitas dan media
humas yang juga sekaligus kepala dinas pariwisata kota samarinda yaitu
bapak H. M. Faisal S,sos M,si,. Adapun
tujuan kami melakukan kunjungan ke kampung tenun tersebut adalah untuk mengetahui secara langsung proses
pembuatan sarung samarinda tanpa menggunakan mesin modern kemudian dituangkan
dalam sebuah tulisan yang akan diposting pada blog masing-masing, dimana hasil
dari tulisan tersebut menjadi tugas tengah semester untuk mata kuliah
publisitas dan media humas.
Perjalanan menuju kampung tenun dapat
ditempuh melalui jalur sungai dengan menyewa kapal kecil yang biasa disebut
kelotok, namun dapat juga dengan menggunakan sepeda motor namun jarak tempuhnya
lebih lama apabila dibanding dengan naik kelotok. Sebagian besar dari mahasiswa
yang ikut pada waktu kunjungan tersebut memilih menyeberang dengan menggunakan
kapal kelotok,alasannya karena sebagian dari kami memang belum pernah
menyeberangi sungai mahakam dengan menggunakan kapal.
Setibanya dikampung tenun kami langsung
melihat-lihat cara pembuatan kain sarung tenun samarinda. ternyata cara
pembuatannya masih sangat sederhana dan alat tenunnya pun masih sangat
sederhana. Moment yang sempat diabadikan
saat proses pembuatan kain tenun samarinda.
Pembuatan sarung tenun samarinda ini cukup
memakan waktu yang lama, untuk alat yang masih sangat tradisional yang biasa
disebut Gelodok proses pembuatan sarung tenun samarinda bisa memakan waktu
hingga 2 minggu lamanya untuk 1 buah sarung tenun samarinda, sedangkan untuk
alat mesin yang lumayan besar atau yang biasa disebut dengan ATBN ( alat tenun
bukan mesin) dimana alat ini mampu menghasilkan sarung tenun samarinda 1 buah
perminggunya, dan harga jual dari kain tenun yang sudah jadi bervariasi antara
200rb hingga 500rb tergantung motif dan jenis bahan yang digunakan. Adapun
proses pendistribusin dari sarung tenun samarinda banyak dipasokan ke citra
niaga, dan adapula yang memang langsung memesan ke pembuat sarung tenun tersebut.
Setelah dari kampung tenun kami menuju ke
rumah panggung yang masih berlokasi disamarinda seberang, konon katanya rumah
panggung tersebut merupakan rumah tertua disamarinda, meskipun kondisinya
memang sedikit memprihatinkan karena bangunannya terlihat rapuh seperti
atap-atap yang bolong namun rumah tua ini masih memiliki daya tarik untuk
dikunjungi, dan kabarnya dinas pariwisata kota samarinda akan melakukan renovasi tanpa mengubah bentuk
asli bangunan tua ini
Sebelum pulang rombongan kami menyempatkan
diri mampir ke masjid tertua disamarinda yaitu masjid siratalmustaqim, masjid
ini memang masih terawat dengan baik halamannya terlihat bersih dan luas dan
sering digunakan sebagai lokasi foto prewed bagi pasangan yang ingin menikah.
Setelah puas berkeliling untuk melihat setiap sudut yang dianggap menarik maka
kunjungan pada hari itu kami akhiri dengan foto bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar